Penulis : Titan Tahyudin Suwandi
Tema : Water
=========================================================================================================================================================
“Tuhan menciptakan dunia,
namun Bangsa Belanda menciptakan Negeri Belanda.”
Sepenggal pepatah lama orang Belanda ini, telah memberikan insipirasi
bagi setiap negara-negara di dunia. Bagaimana tidak, selama hampir 2000
tahun mereka telah berjuang perang dan belajar menjinakkan keganasan
laut yang selalu mengancam dengan menggenangi dan menghancurkan negeri
mereka. Negeri ini luasnya kecil. Negeri Belanda juga merupakan salah
satu negara yang paling tebal penduduknya di dunia. Untuk menciptakan
lebih banyak ruang, mengharuskan orang-orang Belanda membangun daratan
dari laut dan sungai.
Negeri Belanda berbatasan langsung dengan Laut Utara. Di bagian barat
Negeri Belanda, di mana sebagian besar orang hidup, terletak di bawah
permukaan laut. Jika semua tanggul dan bendungan dibuka sekaligus, maka
hampir setengah daratan Negeri Belanda akan berada di bawah air.
Hektar demi hektar dan mil demi mil, mereka telah menahan gelombang
dan badai Laut Utara. Tugas “menjaga tanggul” telah mengambil
keberanian, tekad, dan kerja sama tim. Hal ini dikarenakan Negeri
Belanda memiliki prinsip bahwa dengan bekerja sama antar satu sama lain,
bisa merebut kembali tanah mereka dari laut dan membuatnya menjadi
bagian daratan yang berguna bagi bangsa mereka. Lebih dari sepertiga
dari Negeri Belanda ada di bawah air, dan hampir setengah dari
masyarakat Belanda sekarang, hidup di tanah reklamasi.
Perjuangan Untuk Menciptakan Lahan Baru
Banyak daratan di Negeri Belanda yang direnggut oleh laut selama Perang
Dunia II berlangsung. Belanda adalah salah satu negara yang ditaklukkan
dan diduduki oleh Jerman. Banyak tanggul dan bendungan hancur oleh bom
Sekutu dan artileri Jerman. Sehingga ribuan daratan dan tanah subur
ditutupi oleh air laut, serta banyak kota-kota yang hancur.
Cerita Negeri Belanda secara luas telah menjadi cerita tentang orang
Belanda dan reaksinya atas laut yang ada di mana-mana. Pertahanan
terhadap laut dimulai di suatu daerah bukit pasir yang berawa yang
disebut Friesland, disebelah timur laut. Penduduk daerah itu tinggal di
daerah peternakan dan permukiman nelayan di pesisir berbagai danau yang
memenuhi daerah pedalaman itu.
Sumber: http://www.en.m.wikipedia.org/wiki/Netherlands
Gambar 1.1 Friesland
Penduduk Friesland, yang terancam oleh laut yang menyapu daerah
pantai yang tak terlindung, membangun bukit raksasa buatan itu
dihubungkan dengan tembok-tembok untuk perlindungan tambahan, dan dengan
demikian, tanggul pematang pertama sudah didirikan. Selama
bertahun-tahun, tanggul-tanggul itu berubah dari tembok laut yang
sederhana menjadi sistem penghalang yang kompleks dengan pintu gerbang
yang dapat dibuka untuk menyesuaikan tekanan air laut terhadap
pematang-pematang itu.
Sumber: http://www.heardutchhere.net
Gambar 1.2 Rancangan Polder sistem yang sudah diterapkan di Belanda
Sehubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahan
yang lebih banyak untuk bercocok tanam pun meningkat. Untuk itu, daerah
bawah laut ditambak dengan pematang dan kemudian air di dalamnya dipompa
ke luar. Lahan yang dipulihkan dengan cara ini menjadi lahan yang
disebut polder. Penggunaan kincir angin untuk mengeringkan lahan
disempurnakan selama abad ke-15.
Sumber: http://www.en.m.wikipedia.org/wiki/Cornelis_Lely
Gambar 1.3 Cornelis Lely pada tahun 1913
Tokoh besar dalam perjuangan lahan adalah Cornelis Lely. Pada tahun
1886 dia lebih dahulu menerbitkan rencana besar untuk pemulihan lahan
polder yang merupakan awal proyek Zuideer Zee. Peta Negeri Belanda yang
dibuat pada permulaan abad ke-20 menunjukkan adanya anak Laut Utara
dalam Negeri Belanda. Sebuah bendungan atau dam raksasa yang melingkar
dibangun, mulai dari Friesland di timur laut ke Belanda Utara di sebelah
barat, menutup teluk, yang disebut Zuider Zee, dari laut. Pada tahun
1932 dam penghalang ini telah rampung dan secara bertahap Zuider Zee
menjadi sebuah danau air segar yang disebut Ijsselmeer (danau Ijssel).
Sumber: http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/IJsselmeer
Gambar 1.4 Peta Lokasi IJsselmeer
Sebagian danau baru ini dikosongkan, sehingga tebentuklah lima polder
baru. Di sekitar polder yang sudah rampung, mulai didirikan banyak
rumah petani dan lumbung desa, dipelihara tanaman panen dan ternak
perah, dan dibangunlah berbagai jalan besar melintasi lahan untuk
mengangkut orang dan hasil yang mereka peroleh. Di jantung lahan baru
itu, berkembanglah sebuah kota yang kelak memiliki populasi lebih dari
100.000 jiwa. Kota ini mirip kota perintis Belanda abad ke-20 yang
dilengkapi dengan pusat perumahan, pusat perdagangan, dan pusat
perbelanjaan. Kota ini dinamai Lelystad, sebagai penghoramatan bagi
orang yang rencananya telah menjadi kenyataaan.
Sumber: http://www.m.kompasiana.com/post/read/587904/1/kota-provinsi-lelystad-yang-terbuat-dari-lumpur-di-belanda.html
Gambar 1.5 Keramaian kota Lelystad
Pada bulan Februari 1953, meskipun telah ada beribu-ribu mil tanggul
yang melindungi pesisir pantai, orang Belanda sadar bahwa laut ternyata
tetap merupakan musuh yang amat tangguh. Badai Laut Utara di musim
dingin itu telah menjadi amat ganas dan topan yang hebat menghempas air
dengan dahsyatnya ke pantai-pantai. Akhirnya, bendungan di baratdaya
roboh. Banyak rumah, mobil, ternak, dan pohon lenyap dari pandangan,
ditelan gelombang murka yang melanglang lahan-lahan dan bergabung dengan
air bah dari sungai yang meluap. Seribu delapan ratus orang meninggal
karena banjir dan lebih dari 70.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Sumber: http://www.ms.wikipedia.org/wiki/Fail:Watersnoodramp_1953.jpg
Gambar 1.6 Selepas banjir di Oude-Tonge, Goeree-Overflakkee Laut Utara 1953 Belanda
Rencana Delta Sebagai Solusi Badai Laut Utara
Para insinyur perairan langsung bekerja segera setelah badai reda dan
banjir mulai surut. Lahirlah segera Rencana Delta. Proyek yang bernilai
jutaan dolar ini memperkuat lindungan pantai dengan menempatkan dam-dam
semen raksasa di laut antara pulau-pulau di provinsi Zeeland di
baratdaya, tempat terjadinya bencana pada tahun 1953. Rencana Delta ini
juga memotong anak-anak Sungai Meuse dan Scheldt sehingga polder-polder
barunya menambah jumlah lahan bagi Negeri Belanda.
Sumber: http://www.en.m.wikipedia.org/wiki/Delta_Works
Gambar 1.7 Oosterscheldekering, Delta terbesar dari tiga belas Delta yang bekerja sebagai bendungan
Secara konsep, proyek Delta ini akan mengurangi resiko banjir dari
Laut Utara dan Zeeland untuk sekali per 10.000 tahun. Meski proyek Delta
telah selesai pada tahun 1997, namun masih ada ancaman kenaikan muka
air laut akibat perubahan iklim dan pemanasan global yang mendorong
Belanda untuk terus menerus menyempurnakan sistem poldernya. Dengan
tembok setinggi 13 meter dari permukaan laut, total panjang 16.500 km,
yang terdiri dari 2.420 km bendungan utama dan 14.080 km bendungan
sekunder, jumlah totalnya adalah 300 struktur raksasa, sistem ini
diyakini mampu menahan badai besar yang terjadi di Negeri Belanda.
Sumber: http://www.en.wikipedia.org/wiki/Delta_Works
Gambar 1.8 Delta Works Maeslantkering-Rotterdam-Belanda
Dengan demikian, kini Negeri Belanda membelanjakan sebagian besar
pendapatan negaranya untuk perlindungan terhadap laut dan untuk
reklamasi lahan, tetapi sebanding dengan pengeluaran yang besar ini
adalah fakta bahwa separuh penduduknya tinggal di lahan yang semestinya
kena banjir dan di rumah yang seharusnya tersapu air. Rencana Delta
adalah kemajuan yang mutakhir di Negeri Belanda, negeri yang terus
berjuang melawan laut, sebuah perjuangan yang oleh orang Belanda telah
dialami selama berabad-abad.
DAFTAR REFERENSI
Company & F. E. Compton. 1960. Compton’s Pictured Encyclopedia and
Fact-Index Volume 10. Amerika Serikat: F. E. Compton & Company.
Depdikbud. 1999. Negara dan Bangsa Eropa. Jakarta: PT. Widyadara.
Incorporated, Grolier. 1980. The New Book of Knowledge N Volume 13. Kanada: Grolier Incorporated.
Senin, 22 Februari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar