Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Minggu, 23 Januari 2011

Evaluasi dan Penilaian gerakan senam lantai

Bahan Ajar

A. Jenis-Jenis Gerakan Senam Lantai

1. Guling ke Depan Tungkai Bengkok

Cara melakukan guling ke depan tungkai bengkok sebagai berikut :

a. Sikap permulaan jongkok, pantat agak tinggi, dan kedua lengan lurus ke depan.

b. Luruskan tungkai, badan condong ke depan, tangan menumpu pada matras selebar

bahu, tarik dagu ke dada, kemudian tengkuk pada matras

c. Mengguling ke depan mulai dari tengkuk, punggung, dan kaki.

d. Saat punggung mengenai matras, bengkokkan tungkai, tarik paha ke dada, tangan menolak, gerakan mengguling diteruskan hingga berakhir pada sikap jongkok, tangan melekat pada tulang kering dan pandangan lurus ke depan.

2. Guling ke Depan Tungkai Lurus

Cara melakukan guling ke depan tungkai lurus adalah:

a. Sama dengan cara melakukan guling ke depan tungkai ditekuk, tetapi saat punggung mengenai matras tangan menolak, tungkai lurus dan paha dekat dengan dada

b. Kemuaian lemparkan tungkai kedepan diikuti tolakan tangan, tumpuan tangan disamping paha dekat pantat, badan condong kedepan, dagu dekat dada berakhir pada sikap berdiri badan bungkuk.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kedepan yaitu :

a. Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit,

terlalu jauh atau terlalu dekat)

b. Tumpuan. salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga keseimbangan badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.

c. Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.

d. Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.

Cara memberi bantuan guling ke depan:

a. Pegang kepala bagian belakang (membantu menekukkan) pelaku.

b. Membantu mendorong punggung pelaku saat akan duduk.

c. Membantu mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha.

d. Membantu menekukkan kepala pelaku dan menempatkannya di lantai antara

kedua tangan.

3. Guling ke Belakang (Back roll)

Posisi awal guling ke belakang :

a. Posisi jongkok, kedua kaki rapat, dan tumit diangkat.

b. Kepala menunduk dan dagu rapat ke dada.

c. Kedua tangan berada disamping telinga dan telapak tangan menghadap ke atas.

Gerakan selanjutnya adalah:

a. Jatuhkan pantat ke belakang, badan tetap bulat.

b. Pada saat punggung menyentuh matras, kedua lutut cepat ditarik ke belakang

kepala.

c. Pada saat kedua ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, kedua telapak

tangan menekan matras hingga tangan lurus dan kepala terangkat.

d. Ambil sikap jongkok, dengan lurus ke depan sejajar bahu, lalu berdiri.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kebelakang :

a. Penempatan tangan terlalu jauh kebelakang, tidak bisa menolak

b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling kebelakang, hal ini disebabkan karena sikap tubuh kurang bulat

c. Salah satu tangan yang menumpu kurang bulat, atau bukan telapak tangan yang

digunakan untuk menumpu diatas matras.

d. Posisi mengguling kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena kepala menoleh

ke samping.

e. Keseimbangan tidak terjaga karena mendarat dengan lutut (seharusnya telapak

kaki)

Cara memberi bantuan guling kebelakang :

a. Menopang dan mendorong pinggang pelaku kearah guling kebelakang dan membawanya ke arah guling

b. Membantu mengangkat panggul dan membawa kearah guling

4. Kayang

Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang membusur bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang adakn mudah dilakukan apabila :

a. memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.

b. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian panggul
c. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang

Sikap kayang dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri :


a. Kayang dari sikap tidur

1) Sikap awal :

a) tidur telentang

b) kedua lutut ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,

c) kedua siku ditekuk dan telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari

disamping telinga

2) Gerakan ;

a) Badan diangkat keatas, kedua tangan dan kaki lurus

b) Masukkan kepala diantara 2 tangan

b. Kayang dari sikap berdiri

1) Sikap awal

a) berdiri tegak

b) kedua tangan disamping kaki

2) Gerakan ;

a) Secara bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala

tengadah dan badan melenting kebelakang

b) tahan dan usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan menapak pada matras/lantai
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang yaitu :

a. Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh

b. Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu

c. Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/lentuknya

bagian punggung dan kekakuan pada otot perut

d. Sikap kepala yang terlalu menengadah

e. Kurang keseimbangan

Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang :

a. Posisi penolong disamping anak yang melakukan garakan kayang
b. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/bahu pelaku

c. Membantu menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya perlahan

kebawah.

5. Sikap Lilin

Sikap lilin adalah sikap yang dibuat dari sikap semula tidur telentang kemudian mengangkat kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan kedua tangan menopang pinggang

a. Sikap awal

Tidur telentang dengan lengan di samping badan dan pandangan ke atas,

kedua tangan memegang pinggang merapat lantai atau matras.

Gerakan:

Kedua kaki rapat diangkat lurus ke atas, punggung, tungkai, serta jari-jarinya menuju ke atas, sedang yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dan dibantu oleh kedua lengan yang mendorong pinggul bagian belakang. Siku menempel pada lantai atau matras.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan sikap lilin yaitu :

a. Pinggang hanya ditopang dengan ibu jari

b. Kedua kaki condong kebelakang, sehingga berat untuk ditopang dan tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama

c. Kedua kaki condong kedepan

d. Penempatan siku-siku tangan terlalu keluar dari garis lebar badan

e. Tidak/kurang bertumpu pada pundak

Cara memberi bantuan dalam gerakan sikap lilin :


a. Membantu menahan dan adak mengangkatnya.

Pegang/tempatkan tangan disisi pinggul pelaku

b. Memegang pergelangan kedua kaki pelaku saat telah meluruskan kedua kaki

tersebut keatas.

c. Mengangkat dan menempatkan kedua tangan penopang lebih kearah

punggung

6. Guling Lenting (Neckspring)

Guling lenting adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang

disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan tersebut dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus.

Cara melakukan guling lenting :

a. Sikap permulaan berbaring telentang atau duduk berlunjur.

b. Sikap kaki diangkat ke belakang seperti hendak melakukan gerakan guling ke belakang, tungkai lurus, kaki dekat kepala, lengan bengkok, dan tangan menumpu di samping, di mana kepala ibu jari dekat telinga.

c. Melecutkan kaki ke depan dan tangan melakukan tolakan hingga badan

melayang dan membusur.

d. Mendarat dengan kedua kaki rapat, dorong panggul ke depan, dan badan

membusur lengan lurus ke atas.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan guling lenting yaitu:

a. Pada saat kedua kaki dilecutkan, kedua lutut bengkok.

b. Kedua kaki tidak rapat (terbuka).

c. Badan kurang melenting, atau terlalu melenting (membusur).

d. Tolakan tangan kurang kuat.

Cara memberi bantuan dalam gerakan guling lenting:

a. Membantu melemparkan kedua kaki ke arah atas depan.

b. Membantu menarik tangan pelaku ke arah depan atas.

c. Membantu

menahan

pelaku pada punggung.

7. Berdiri dengan Kepala (Headstand)

Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan

ditopang oleh kedua tangan.

a. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan

tangan membentuk segitiga sama sisi

SENAM LANTAI

Standar Kompetensi

Melakukan berbagai ketrampilan senam berdasarkan konsep yang benar dan memiliki nilai-

nilai yang terkandung didalamnya.

Kompetensi Dasar

Melakukan senam lantai dengan benar

Bahan Ajar

A. Jenis-Jenis Gerakan Senam Lantai

1. Guling ke Depan Tungkai Bengkok

Cara melakukan guling ke depan tungkai bengkok sebagai berikut :

a. Sikap permulaan jongkok, pantat agak tinggi, dan kedua lengan lurus ke depan.

b. Luruskan tungkai, badan condong ke depan, tangan menumpu pada matras selebar

bahu, tarik dagu ke dada, kemudian tengkuk pada matras

c. Mengguling ke depan mulai dari tengkuk, punggung, dan kaki.

d. Saat punggung mengenai matras, bengkokkan tungkai, tarik paha ke dada, tangan menolak, gerakan mengguling diteruskan hingga berakhir pada sikap jongkok, tangan melekat pada tulang kering dan pandangan lurus ke depan.

2. Guling ke Depan Tungkai Lurus

Cara melakukan guling ke depan tungkai lurus adalah:

a. Sama dengan cara melakukan guling ke

depan tungkai ditekuk, tetapi saat punggung mengenai matras tangan menolak, tungkai lurus dan paha dekat dengan dada

b. Kemuaian lemparkan tungkai kedepan diikuti tolakan tangan, tumpuan tangan disamping paha dekat pantat, badan condong kedepan, dagu dekat dada berakhir pada sikap berdiri badan bungkuk.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kedepan yaitu :

a. Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit,

terlalu jauh atau terlalu dekat)

b. Tumpuan. salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga keseimbangan

badan kurang sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.
c. Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.
d. Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
Cara memberi bantuan guling ke depan:
a. Pegang kepala bagian belakang (membantu menekukkan) pelaku.
b. Membantu mendorong punggung pelaku saat akan duduk.
c. Membantu mengangkat panggul dengan menempatkan tangan di sisi kedua paha.

d. Membantu menekukkan kepala pelaku dan menempatkannya di lantai antara

kedua tangan.

3. Guling ke Belakang (Back roll)

Posisi awal guling ke belakang :

a. Posisi jongkok, kedua kaki rapat, dan tumit diangkat.

b. Kepala menunduk dan dagu rapat ke dada.
c. Kedua tangan berada disamping telinga dan telapak tangan menghadap ke atas.
Gerakan selanjutnya adalah:
a. Jatuhkan pantat ke belakang, badan tetap bulat.

b. Pada saat punggung menyentuh matras, kedua lutut cepat ditarik ke belakang

kepala.

c. Pada saat kedua ujung kaki menyentuh matras di belakang kepala, kedua telapak

tangan menekan matras hingga tangan lurus dan kepala terangkat.

d. Ambil sikap jongkok, dengan lurus ke depan sejajar bahu, lalu berdiri.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat guling kebelakang :
a. Penempatan tangan terlalu jauh kebelakang, tidak bisa menolak
b. Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling kebelakang, hal ini disebabkan

karena sikap tubuh kurang bulat

c. Salah satu tangan yang menumpu kurang bulat, atau bukan telapak tangan yang

digunakan untuk menumpu diatas matras.

d. Posisi mengguling kurang sempurna. Hal ini disebabkan karena kepala menoleh

ke samping.

e. Keseimbangan tidak terjaga karena mendarat dengan lutut (seharusnya telapak

kaki)

Cara memberi bantuan guling kebelakang :

a. Menopang dan mendorong pinggang pelaku kearah guling kebelakang dan

membawanya ke arah guling

b. Membantu mengangkat panggul dan membawa kearah guling

4. Kayang

Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan telentang yang membusur bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan lutut. Gerakan kayang adakn mudah dilakukan apabila :

a. memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.

b. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian

panggul
c. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang
Sikap kayang dapat dilakukan dari sikap tidur dan berdiri :
a. Kayang dari sikap tidur

1) Sikap awal :

a) tidur telentang

b) kedua lutut ditekuk, kedua tumit rapat pada pinggul,

c) kedua siku ditekuk dan telapak tangan melekat pada matras/lantai, ibu jari

disamping telinga

2) Gerakan ;

a) Badan diangkat keatas, kedua tangan dan kaki lurus

b) Masukkan kepala diantara 2 tangan

b. Kayang dari sikap berdiri

1) Sikap awal

a) berdiri tegak

b) kedua tangan disamping kaki

2) Gerakan ;

a) Secara bersama-sama/satu tangan diayunkan kebelakang, kepala

tengadah dan badan melenting kebelakang

b) tahan dan usahakan kedua telapak tangan menyentuh dan menapak pada

matras/lantai
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan kayang yaitu :
a. Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh
b. Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu

c. Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/lentuknya

bagian punggung dan kekakuan pada otot perut

d. Sikap kepala yang terlalu menengadah

e. Kurang keseimbangan

Cara memberi bantuan dalam gerakan kayang :
a. Posisi penolong disamping anak yang melakukan garakan kayang
b. Membantu mengangkat dan agak membawa punggung/bahu pelaku

c. Membantu menopang punggung/bahu pelaku dan membawanya perlahan

kebawah.

5. Sikap Lilin

Sikap lilin adalah sikap yang dibuat dari sikap semula tidur telentang kemudian mengangkat kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan kedua tangan menopang pinggang

a. Sikap awal

Tidur telentang dengan lengan di samping badan dan pandangan ke atas,

kedua tangan memegang pinggang merapat lantai atau matras.

Gerakan:

Kedua kaki rapat diangkat lurus ke atas, punggung, tungkai, serta jari-jarinya menuju ke atas, sedang yang menjadi landasan adalah seluruh pundak dan dibantu oleh kedua lengan yang mendorong pinggul bagian belakang. Siku menempel pada lantai atau matras.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan sikap lilin yaitu :

a. Pinggang hanya ditopang dengan ibu jari

b. Kedua kaki condong kebelakang, sehingga berat untuk ditopang dan tidak

dapat bertahan dalam waktu yang lama
c. Kedua kaki condong kedepan
d. Penempatan siku-siku tangan terlalu keluar dari garis lebar badan
e. Tidak/kurang bertumpu pada pundak
Cara memberi bantuan dalam gerakan sikap lilin :
a. Membantu menahan dan adak mengangkatnya.

Pegang/tempatkan tangan disisi pinggul pelaku

b. Memegang pergelangan kedua kaki pelaku saat telah meluruskan kedua kaki

tersebut keatas.

c. Mengangkat dan menempatkan kedua tangan penopang lebih kearah

punggung

6. Guling Lenting (Neckspring)

Guling lenting adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang

disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan tersebut dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus.

Cara melakukan guling lenting :

a. Sikap permulaan berbaring telentang atau duduk berlunjur.

b. Sikap kaki diangkat ke belakang seperti hendak melakukan gerakan guling ke belakang, tungkai lurus, kaki dekat kepala, lengan bengkok, dan tangan menumpu di samping, di mana kepala ibu jari dekat telinga.

c. Melecutkan kaki ke depan dan tangan melakukan tolakan hingga badan

melayang dan membusur.

d. Mendarat dengan kedua kaki rapat, dorong panggul ke depan, dan badan

membusur lengan lurus ke atas.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan guling lenting yaitu:

a. Pada saat kedua kaki dilecutkan, kedua lutut bengkok.

b. Kedua kaki tidak rapat (terbuka).

c. Badan kurang melenting, atau terlalu melenting (membusur).

d. Tolakan tangan kurang kuat.

Cara memberi bantuan dalam gerakan guling lenting:

a. Membantu melemparkan kedua kaki ke arah atas depan.

b. Membantu menarik tangan pelaku ke arah depan atas.

c. Membantu

menahan

pelaku pada punggung.

7. Berdiri dengan Kepala (Headstand)

Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak dengan bertumpu pada kepala dan

ditopang oleh kedua tangan.

a. Sikap permulaan membungkuk bertumpu pada dahi dan tangan. Dahi dan

tangan membentuk segitiga sama sisi.

b. Angkat tungkai ke atas satu per satu bersamaan. Untuk menjaga agar badan

tidak mengguling ke depan, panggul ke depan, dan punggung membusur.

c. Berakhir pada sikap badan tegak, dan tungkai rapat lurus ke atas.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan : saat melakukan headstand yaitu: :

a. Penempatan kedua tangan dan kepala tidak membentuk titik-titik segitiga sama

sisi.

b. Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha.

c. Otot-otot leher, sendi bahu, perut, pinggang, dan paha kurang kuat.

d. Akibat dari poin b dan c diatas menyebabkan kurangnya koordinasi dan

keseimbangan

e. Alas dasar/lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras sehingga menimbulkan rasa sakit.

f. Terlalu cepat/kuat pada saat menolak

g. Sikap tangan yang salah, yaitu jari tangan tidak menghadap kedepan

Cara memberi bantuan dalam gerakan headstand yaitu :

Karena panggul menjadi titik berat yang utama dalam bentuk sikap berdiri dengan kepala, maka bantuan yang utama adalah :

a. Mengangkat dan menarik panggul

b. Menopang panggul bagi pelaku yang dapat memindahkan panggul kedepan

c. Memegang dan menahan kedua kaki pelaku, pegang pada ujung pergelangan

kaki dan belakang paha atau panggul

8. Berdiri Atas Tangan (Handstand)

Cara melakukan gerakan handstand yaitu:

a. Berdiri tegak kaki diceraikan ke muka dan belakang.

b. Bungkukkan badan, tangan menumpu selebar bahu, lengan lurus, pandangan agak ke depan, pantat diangkat setinggi-tinginya, tungkai ke depan bengkok, sedang tungkai belakang lurus.

c. Ayunkan tungkai belakang ke atas diikuti tungkai yang lain.

d. Kedua tungkai rapat clan lurus, membentuk satu garis dengan badan dan lengan.

e. Pertahankan keseimbangan.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi saat melakukan gerakan handstand yaitu :

a. Pinggang terlalu melenting

b. Kepala kurang menengadah

c. Siku-siku bengkok

d. Penempatan tangan dilantai kurang atau terlalu lebar.

e. Arah jari tangan tidak kedepan dan jari tangan terlalu rapat

f. Ayunan kaki keatas kurang baik (terlalu atau kurang kedepan dan lutut

diobengkokkan)

g. Pada saat melemparkan kaki keatas bahu mundur kebelakang dan kepala

kurang menengadah

h. Menegangkan otot leher, bahu atau pinggang, sehingga menghambat gerakan.

i. Kurang usaha mempertahankan sikaph an ds t an d untuk beberapa saat, sehingga

cepat roboh.

j. Waktu roboh melepaskan tangan tumpuan atau tidak menekuk kepala (untuk

mengguling ke depan).

Cara memberikan bantuan handstand yaitu:

a. Menopang/menahan panggul, belakang paha, kedua pergelangan kaki, dan

bahu si pelaku.

b. Bantuan dengan menopang pada bahu dilakukan untuk pelaku yang bahu,

lengan, dan tangannya belum cukup kuat.

c. Bagi siswa yang belum dapat atau sukar melempar/mengayun satu kaki ke atas,

dapat dilakukan pada tembok dengan dibantu mengangkat satu kaki.

B. Rangkaian Latihan Senam Lantai

Unsur-unsur gerakan senam lantai terdiri dari mengguling, melompat, berputar di udara, serta menumpu dengan tangan atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang Bentuk-bentuk latihannya merupakan gerakan dasar senam perkakas.

Pada dasarnya latihan bagi pesenam baik putra maupun putri adalah sama, tetapi

pada putri dimasukkan unsur balet. :

Berikut rangkaian latihan senam lantai :

1. Latihan Rangkaian Guling Depan dan Guling ke Belakang ;

2. Latihan Rangkaian Handstand dan Guling ke Depan

3. Latihan Rangkaian Sikap Lilin, Guling ke Belakang dan Headstand

4. Latihan Rangkaian Kayang dan Handstand

5. Latihan Rangkaian Guling Depan dan Guling Lenting

C. Penilaian dalam Senam Lantai

Kriteria penilaian dalam senam lantai adalah :

1. Waktu untuk perlombaan senam lantai adalah 50 sampai 70 detik untuk pesenam

putra dan untuk putri waktu yang dibutuhkan 70 sampai 90 detik.

2. Stopwatch tidak boleh dimatikan walaupun pesenam dalam keadaan jatuh

3. Unsur yang terkandung pada gerakan senam lantai yaitu : ketangkasan,

keseimbangan, kelincahan, keluwesan, lompatan, berputar dan salto bulat kedepan.

D. Kegunaan Senam

Manfaat yang diperoleh dari olahraga senam yaitu :

1. Memberikan rangsangan pertumbuhan tubuh

2. Mengembangkan sikap dan gerak yang wajar

3. Memperbaiki dan mencegah pengaruh buruk di sekolah

4. Mempertebal rasa kebangsaan

5. Memupuk keberanian dan kepercayaan diri

6. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan masyarakat

7. Memupuk kesanggupan bekerja sama

Senin, 10 Januari 2011

Puasa & Olahraga

Puasa bukan alasan untuk bermalasmalasan, termasuk dalam soal aktivitas fisik. Olahraga misalnya, bisa dilakukan dengan menyesuaikan waktu dan intensitas latihan.
Kebiasaan bermalas-malasan saat berpuasa justru berakibat badan menjadi lemas dan daya kerja tubuh tidak optimal. Stamina lemah membuat penyakit mudah datang.

Padahal, bila dilakukan dengan benar, puasa justru membuat tubuh menjadi sehat. Jika tidak berpuasa, saluran pencernaan bekerja ekstra keras, maka saat puasa pekerjaan jadi lebih ringan. Asam lambung dan enzim pun dapat beristirahat dengan baik. Saat puasa itulah zat racun sebagai sumber penyakit pun dibuang.

Keteraturan frekuensi makanan dengan takaran yang tepat, memberi dampak pada peningkatan kualitas profil darah. Karena itu saat puasa selesai, tubuh menjadi lebih sehat dibandingkan sebelumnya.

Namun, jika puasa dibuat alasan untuk malas, tentu tidak akan memberi manfaat bagi tubuh. Apalagi bila saat berbuka, justru dijadikan ajang balas dendam dengan makan tidak terkendali. Akibatnya,bukan sehat yang didapat, justru lemak yang bertambah.

“Bila itu ditambah dengan meninggalkan olahraga, efeknya adalah berat badan akan meningkat setelah Lebaran. Sebab, saat malam dia makan macam-macam, setelah itu tubuh tidak dipakai untuk apa-apa,” ungkap Personal Trainer Leader di Gold’s Gym Citraland Jakarta Bobby Ferdian.

Menurut dia, potensi penambahan berat badan sangat kuat, ditunjang perhatian yang kurang terhadap pola makan dan kebiasaan istirahat. Apalagi bagi mereka yang sebelumnya terbiasa olahraga, puasa justru membuat kegiatan tersebut dihentikan, akan terjadi penurunan drastis pada tubuh.

“Usahakan jangan berhenti sama sekali. Boleh menurunkan intensitas latihan, tapi jangan berhenti,” kata trainer yang terjun secara profesional sebagai instruktur sejak tujuh tahun lalu.

Selain menstabilkan kondisi tubuh, olahraga diperlukan untuk melatih sistem kardiovaskular. Olah pernapasan saat berolahraga dengan mengambil oksigen dapat meningkatkan kesegaran untuk aktivitas harian.

Namun, olahraga tersebut mesti dilakukan sesuai dengan porsi kekuatan daya tahan tubuh. Sebab, setiap orang memiliki daya tahan tubuh berbedabeda. Olahraga yang berat sementara kondisi tubuh lemah juga tidak baik. Itu sebabnya saat puasa intensitas olahraga bisa dikurangi, atau cara lainnya dengan mengambil olahraga yang memiliki intensitas rendah.

“Saat sebelum berbuka, kita bisa mengambil kelas aerobik yang intensitasnya rendah atau menengah, seperti yoga, pilates, body balance, tai chi, maupun kelas stretching,” tutur Bobby.

Untuk olahraga lain, bisa menggunakan sepeda, spinning atau jalan pakai treadmil. Olahraga seperti jalan sehat atau jalan cepat juga bisa menjadi pilihan. Olahraga kardio tersebut justru dianjurkan sebelum berbuka puasa. Latihan pembakaran yang berfungsi untuk kardiovaskular tersebut bermanfaat saat perut kosong.

Satu atau setengah jam sebelum berbuka, latihan kardio bisa membakar lemak untuk dipergunakan sebagai energi. Sembari menunggu waktu, pembakaran lemak akan berlangsung maksimal. “Setelah dia bisa minum yang manis untuk mengembalikan fisiknya seperti semula,” sebut Bobby.

Menurut personal trainer profesional lainnya, Jefry Sihite, latihan seperti, yoga, pilates, body balance, lebih pas dilakukan saat berpuasa. Selain intensitas rendah, latihan tersebut juga memiliki manfaat bagi pikiran dan jiwa.

Latihan seperti yoga mungkin terlihat sederhana, tapi gerakan tersebut tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik. Saat berlatih, pikiran yang fokus sangat dibutuhkan. Gerakan-gerakan sederhana tersebut membutuhkan konsentrasi tinggi. Pikiran pun harus rileks untuk bisa melakukan latihan yang ada.

“Latihan ini bagus dilakukan saat berpuasa. Selain intensitasnya rendah, latihan ini juga melatih mind and body,” ujar Jefry yang kini menjabat Group Exercise Coordinator di Gold’s Gym Citraland Jakarta.

sumber : http://pojokpenjas.blogspot.com

MANFAAT PUASA

SAAT memasuki bulan suci Ramadhan, menjadi kewajiban umat Muslim yang beriman untuk menjalankan puasa. Umat Islam harus menahan lapar dan haus meski suasana siang hari begitu menyengat.

Jika puasa dilandasi keimanan dan keikhalasan, maka perjuangan seharian menahan lapar dan haus tiada berarti apa-apa. Apalagi, puasa ternyata juga menyimpan sejumlah manfaat, termasuk salah satunya adalah manfaat kesehatan.

Penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar kolesterol di dalam darahnya tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi secara jangka panjang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka timbullah penyakit jantung.

Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa meningkatkan kolesterol ‘baik’ (HDL) sebanyak 25 titik, dan menurunkan lemak trigliserol sekira 20 titik. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol ‘jahat’ (LDL).

Bahkan, puasa juga mampu mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). Radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi, dan kerusakan dinding sel. Ada sekira 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas.

Selain itu, bagi yang sehat, puasa akan mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe-2. Sebab, pada saat berpuasa, dengan sendirinya konsumsi kalori secara fisiologis akan berkurang. Hal ini akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah. Lebih jauh, hal ini akan meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah. Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe-2.

Manfaat puasa yang lain? Masih banyak. Misalnya, mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) sel-sel tubuh, membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi. Berat badan juga akan turun, dispepsia (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa, penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik, puasa dapat meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup dan jumlah total spermatozoa. (diolah dari berbagai sumber/mbs)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

1. PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA

Hakekat manusia adalah sebagai berikut :

  1. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

  2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.

  3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

  4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.

  5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati

  6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas

  7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.

  8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.

  1. PSIKOLOGI DAN HUKUM PERKEMBANGAN ANAK (MANUSIA)

Psikologi adalah suatu ilmu yang menyelidiki serta mempelajari sikap, tingkah laku atau aktivitas-aktivitas di mana sikap, tingkah laku, atau aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan. Objek Psikologi adalah Jiwa.

Bidang garapan Psikologi :

a.

Psikologi Teoritis


1).

Psikologi Umum


2).

Psikologi Khusus


  • Psikologi Perkembangan

  • Psikologi Kepribadian dan Typologi

  • Psikologi Sosial

  • Psikologi Pendidikan

  • Psikologi Abnormal

b.

Psikologi Praktis


1).

Psikodiagnostik


2).

Psikologi Klinis dan Bimbingan Psikologis


3).

Psikologi Perusahaan


4).

Psikologi Pendidikan


Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.

Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi :

a.

Menurut Aristoteles


1).

0,0-7,0 : masa anak kecil


2).

7,0-14,0 : masa anak


3).

14,0-21,0 : masa remaja



b.

Menurut Mantessori


1).

0,0-7,0 : periode penemuan dan pengaturan dunia luar.


2).

7,0-12,0 : periode rencana abstrak


3).

12,0-18,0 : periode penemuan diri dan kepekaan sosial


4).

18,0- : periode pendidikan tinggi



c.

Menurut Comenius


1).

0,0-6,0 : scola matema


2).

6,0-12,0 : scolavernatulata


3).

12,0-18,0 : scola latina


4).

18,0-24,0 : acodemia



d.

Menurut J.J Rousseau


1)

0,0-2,0 : masa asuhan


2).

2,0-12,0 : masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera


3).

12,0-15,0 : masa pendidikan akal.


4).

15,0-20,0 : masa pembentukan watak dan pendidikan agama



e.

Menurut Oswald Kroch


1).

masa anak-anak


2).

masa bersekolah


3).

masa kematanga.



f.

Menurut Elizabeth B. Hurlock


1).

periode pre natal


2).

masa oral


3).

masa bayi


4).

masa anak-anak


5).

masa pubertas


Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya.

Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.

  1. PERUBAHAN TINGKAH LAKU AKIBAT BELAJAR

Pengertian belajar dapat disimpulkam sebagai berikut :

  1. Dengan belajar itu belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.

  2. Dengan belajar pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah.

  3. Perubahan tingkah laku dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu usaha.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar adalah :

  1. Anak yang belajar meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

  2. Faktor dari luar :

    1). endogen :

    1. fisiologis (kesehatan fisik dan indra)

    2. psikologis :

      - adanya rasa ingin tahu.dari siswa.

      - kreatif, inovatif de akseleratif

      - bermotivasi tinggi.

      - adanya sifat kompetitif yang sehat

      - kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, aktualisasi diri, kasih sayang dan rasa memiliki.

    2). eksogen :

    1. instrumental (kurikulum, program, laboratorium)

    2. lingkungan (sosial dan non sosial)

Pusat berlangsungnya pendidikan adalah :

a. Keluarga.

b. Sekolah.

c. Masyarakat.

Ciri-ciri keberhasilan pendidikan pada seseorang dapat terlihat pada :

  1. Mengerti benar akan tugasnya dengan baik dan didorong oleh rasa tanggung jawab yang kuat terhadap dirinya serta terhadap Tuhan.

  2. Mampu mengadakan hubungan sosial dengan bekerja sama dengan orang lain.

  3. Mampu menghadapi segala perubahan dunia karena salah satu ciri kehidupan ialah perubahan.

  4. Sadar akan dirinya dan harga dirinya sehingga tidak mudah memperjualbelikan dirinya dan kreatif.

  5. Peka terhadap nilai-nilai yang sifatnya rohaniah.

Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungan. Jadi kepribadian adalah suatu kesatuan psikofisik termasuk bakat, kecakapan, emosi, keyakinan, kebiasaan, menyatakan dirinya dengan khas di dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Sedangkan peranan pendidik dalam pengembangan kepribadian adalah menjadi jembatan penghubung atau media untuk mengaktualisasikan potensi psikofisik individu dalam menyelesaikan diri dengan lingkungannya.

sumber : http://pojokpenjas.blogspot.com