Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Jumat, 12 November 2010

Cara Meninggikan Badan Dalam 3 Minggu

Peraturan:
1. Saya sarankan lakukan semua gerakan di atas kasur atau lantai yang empuk, karena setiap gerakan beresiko tidak kuat dan jatuh.

2. TIDAK ADA BATASAN UMUR UNTUK MENCOBA GERAKAN INI!
Tapi, saya sarankan usia Maksimal adalah umur 28 tahun. Sedikit lebih dari itu tidak apa-apa, asalkan ingat umur.

3. Setiap gerakan cukup di lakukan 1x saja. Jadi, setelah istirahat langsung ganti gerakan.

4. Setiap gerakan ada aturan berapa detik anda menahan gerakan. Jika tidak kuat, lakukan dengan aturan detik paling kecil.

5. Resiko di tanggung penumpang. Contoh resiko: Otot perut sakit, Otot tangan sakit, & Tulang punggung sakit. Tapi tenang, itu semua wajar.

6. Laksanakan semua cara di Thread ini jika anda benar-benar punya waktu luang untuk menambah tinggi badan anda.

7. Senyum. :))

Cara Maksimal:
1. Lakukan cara-cara ini selama 3 minggu secara teratur dan berturut-turut. Tinggi anda akan bertambah 2-4 Inchi (5-10cm).

2. Jangan sampai melewatkan satupun gerakan ini, karena hasil tidak akan maksimal.

3. Sebenarnya anda hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam dalam sehari, untuk melaksanakan semua gerakan di Thread ini kecuali semua tambahan selain gerakan.

4. Senyum,
jika mo jelas masuk disini http://www.oji-punya.com/blog/70/cara-meninggikan-badan-dalam-3-minggu.html

Rabu, 27 Oktober 2010

Perbedaan Pendidikan Jasmani dengan Olahraga

Terkejut aku kemarin waktu saya baru naek motor menuju ke kampus, tiba-tiba saya berhenti dan menghentikan motor sejenak untuk menerima telpon yang sudah cukup lama tidak saya jawab. Ternyata telepon itu dari teman saya yang sama-sama mengajar penjas.

Kalo tidak salah pembicaraan kami seperti:

Assalamu’alaikum. Ini saya Yofi. Ri, tolong aku dikasih tau perbedaanPendidikan Jasmani Olahraga. Akupun menjawab Okey nanti saya kasih tau, ini saya baru penjalanan mau kuliah.

Wah, ternyata masih ada juga guru olahraga yang gak ngerti perbedaan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga. Makanya sering-sering mampir keguruolahragadotcom !!!!

Baiklah disini saya akan mencoba menjelaskan seingat saya mengenai perbedaanPendidikan Jasmani dengan Olahraga yang saya perolah waktu duliah Diploma II dulu.

Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain:

  1. Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik, sedangkan tujuanOlahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan.
  2. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi.
  3. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan jasmani berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai tujuan pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat dan harus diganti dengan atlet lain.
  4. Sifat kegiatan pendidikan jasmani pada pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui entry behavior, sedangkan pada olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat.

Baiklah mungkin itu garis besar mene

Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga

Dalam memahami artipendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.

Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.

Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.

Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.

Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.

Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.

Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama.

Komponen Kebugaran Jasmani

ada 10 poin yang merupakan komponen kebugaranjasmani, yaitu:

1. Kekuatan
Strength, Kemempuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja

2. Daya tahan
Endurance, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus

3.Daya Otot
Muscular Power, Kemampuan seseorang dalam mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya

4.Kecepatan
Speed, Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.

5.Daya lentur
Flexibility, Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas

6.Kelincahan
Agility, Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.

7.Koordinasi
Coordination, Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8.Keseimbangan
Balance, Kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.

9.Ketepatan
Accuracy, Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.

10.Reaksi
Reaction, Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera

Gaya Mengajar Pemecahan Masalah

ciri-ciri

Gaya mengajar pemecahan masalah terdiri atas masukan informasi pemikiran, pemilihan dan respon. Masalahnya harus dirancang sehingga jawabannya bukan hanya satu jawaban. Bila demikian, gaya ini berubah menjadi gaya yang disebut diskoveri tertuntun.

Masalahnya dirancang dari yang mudah ke yang sukar. Misalnya, “apa perbedaan hasil lemparan bola dalam keadaan kedua kaki diam di atas lantai dengan hasil lemparan dalam posisi kedua kaki sambil bergerak?” Pertanyaan bisa semakin sulit. Misalnya, “bagaimana bentuk gerakan lanjutan kaki untuk menendang dalam sepak bola agar bola tidak melambung jauh diatas seperti kelas 5 dan 6 SD. Makin meningkat usia siswa, seperti sudah menginjak jenjang SLTP, maka mutu pertanyaannya pun kian meningkat. Pertanyaan seperti ini dimaksudkan untuk merangsang penalaran siswa.

Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan gaya mengajar pemecahan masalah sebagai berikut:

  • Penyajian masalah. Guru menyajikan masalah kepada siswa dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang merangsang untuk berfikir. Tidak ada penjelasan atau demonstrasi karena pemecahannya bersumber dari anak.
  • Tentukan Prosedur. Para siswa harus memikirkan prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai pemecahan. Bila usia anak masih muda seperti di kelas awal (kelas 1, 2, atau 3), maka persoalan yang diajukan juga lebih sederhana.
  • Bereksperimen dan mengeksplorasi. Dalam bereksprerimen siswa mencoba beberapa kemungkinan cara memecahkan masalah serta menilai dan membuat sebuah pilihan. Ketika mencari-cari jawaban, anaklah yang menentukan arah pemecahannya. Sementara hanya berperan sebagai penasihat, seperti menjawab pertanyaan membantu, memberikan komentar, dan mendorong siswa. Namun, ia tidak megnemukakan jawaban. Waktu harus dirancang cukup untuk mencari jawaban.
  • Mengamati, mengevaluasi, dan berdiskusi. Setiap anak perlu memperoleh kesempatan untuk mengemukakan jawaban dan mengamati apa yang ditemukan siswa lainnya. aneka macam hasil temua dapat dipertunjukkan oleh anak secara perorangan, kelompok kecil, rombongan yang agak besar, atau bagian dari kelas. Diskusi terpusat pada pengujian pemecahan yang khas.
  • Penghalusan dan perluasan. Setelah mengamati pemecahan yang diajukan siswa lainnya dan mengevaluasi alasan di balik pemecahan yang dipilih, apa yang perlu dilakukan. Setiap anak memperoleh kesempatan untuk bekerja kembali melakukan pola geraknya, menggabungkan satu gagasan dengan gagasan lainnya.

Gaya Mengajar Ekplorasi Tak Terbatas

Ciri-ciri

Dalam gaya ekplorasi terbatas, guru membantu menyediakan alat-alat pengajaran dan merancang tugas yang akan dijelajahi. Petunjuk yang disampaikan guru bisa begini: “Hari ini, separuh waktu bebas kamu isi dengan aneka kegiatan, dan silahkan mencari dan memakai alat yang dibutuhkan.”

“Ambil bola dan silahkan memainkannya sesuka hatimu” Tidak ada batas, kecuali faktor keselamatan siswa. Guru cuma mengingatkan bagaimana menggunakan alat.

Pelaksanaan

Karena diutamakan kemampuan siswa mencari cara pemecahannya sendiri, maka tidak ada contoh atau demonstrasi dari pihak guru. Jadi guru menghindari pemberian petunjuk dan hasil yang harus dicapai, kecuali mengingatkan beberapa hal seperti cara memakai alat. Hal itu untuk mencegah anak meniru atau tidak kreatif.

Prinsip

  • Dalam penerapan gaya eksplorasi tak terbatas, tidak berarti guru tidak aktif. Dalam paraktek ia berkeliling memberikan dorongan dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan secara perorangan.
  • Guru memusatkan perhatiannya untuk memotivasi siswa dan memberikan kesempaan kepada siswa agar mandiri dan kemudian semakin mandiri sesuai dengan perkembangan anak.

Gaya Mengajar Eksplorasi Terbatas

Ciri

Tugas guru ialah menyiapkan pelajaran, materi dan petunjuk umum. Siswa bertugas untuk menentukan sendiri respon yang sesuai. gaya ini cocok untuk pengayaan gerak dan mengembangkan bebeapa pola gerak untuk keterampilan khusus.

Pelaksanaan

Bila mempelajari keterampilan manipulatif (misalnya, keterampilan melempar bola dengan tangan) siswa dapat memperlihatkan beberapa cara melambung dan menangkap bola sambil berdiri di tempat. Faktor apa yang terbatas? Keterampilan menangkap sambil berdiri di tempat. Contoh lainnya bila siswa berlatih bersama temannya, misalnya keterampilan memainkan bola mereka dapat melempat atau memantulkan bola dengan beberapa cara seperti bolak balik di antara mereka.